
Sebuah data mengejutkan menyebutkan bahwa sekitar 80% anak di Indonesia kehilangan figur ayah dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun sang ayah mungkin masih hidup dan tinggal serumah, kehadirannya secara emosional dan psikologis sering kali minim. Fenomena ini semakin memperlihatkan pentingnya peran ayah dalam tumbuh kembang anak dan keseimbangan keluarga.
Mengapa Figur Ayah Menghilang?
Hilangnya figur ayah tidak selalu berarti si ayah tidak ada secara fisik. Banyak ayah yang sibuk bekerja, pulang larut malam, atau lebih fokus pada tanggung jawab finansial ketimbang keterlibatan emosional.
Selain itu, meningkatnya angka perceraian juga menjadi faktor utama. Anak-anak dari keluarga yang berpisah sering kali kehilangan akses rutin ke sosok ayah. Bahkan, dalam rumah tangga utuh pun, ada ayah yang cenderung pasif dalam pengasuhan.
Dampak Emosional bagi Anak
Ketidakhadiran figur ayah memberikan efek serius pada perkembangan emosi anak. Anak yang tidak dekat dengan ayah cenderung mengalami:
- Kurangnya rasa percaya diri
- Kesulitan membangun hubungan sosial
- Kerentanan terhadap gangguan kecemasan dan depresi
Kehadiran ayah yang aktif dan peduli terbukti memperkuat kestabilan emosi anak. Mereka merasa lebih aman, dihargai, dan memiliki panutan yang bisa diteladani.
Pengaruh Terhadap Prestasi Akademik dan Moral
Lebih lanjut, anak yang tumbuh tanpa figur ayah juga berisiko mengalami kesulitan dalam prestasi akademik. Mereka cenderung memiliki motivasi belajar yang rendah dan lebih sering berperilaku menyimpang.
Penelitian menunjukkan bahwa anak laki-laki tanpa figur ayah cenderung mencari pengganti sosok maskulin di luar rumah—yang sayangnya sering kali berupa pengaruh negatif seperti geng, pergaulan bebas, atau bahkan kekerasan.
Peran Ayah dalam Keluarga Modern
Di era modern ini, paradigma ayah sebagai pencari nafkah tunggal sudah seharusnya bergeser. Ayah juga perlu hadir dalam aspek pengasuhan, mulai dari membacakan cerita, mendampingi belajar, hingga menjadi teman diskusi anak.
Keterlibatan ayah dalam kegiatan sehari-hari tidak hanya mempererat hubungan emosional, tetapi juga memperkuat struktur keluarga. Anak yang dekat dengan ayahnya cenderung lebih disiplin, lebih cerdas emosional, dan memiliki empati tinggi.
Apa yang Bisa Dilakukan?
Jika Anda adalah seorang ayah, berikut beberapa hal sederhana yang bisa mulai Anda lakukan:
- Luangkan waktu berkualitas bersama anak, walau hanya 15–30 menit sehari
- Dengarkan cerita anak tanpa menghakimi
- Jadilah teladan dalam sikap dan tanggung jawab
- Jangan segan menunjukkan kasih sayang secara langsung
Penutup: Saatnya Ayah Kembali Hadir
Hilangnya figur ayah bukan sekadar persoalan individu, tetapi juga masalah sosial yang dapat berdampak lintas generasi. Oleh karena itu, penting bagi para ayah untuk tidak hanya hadir secara fisik, tetapi juga aktif secara emosional. Karena sejatinya, anak yang tumbuh dengan kasih sayang kedua orang tua akan memiliki fondasi hidup yang lebih kuat.