PortalIndonesia
Portalindonesia.co.id – Penggunaan perangkat elektronik di pesawat seringkali menimbulkan kebingungan, terutama mengenai kebijakan yang melarang penggunaan power bank atau baterai cadangan di kabin. Meskipun banyak penumpang yang mengandalkan power bank untuk mengisi daya ponsel atau gadget lainnya selama penerbangan, banyak maskapai yang memberlakukan aturan ketat terkait penggunaannya. Lalu, apa yang sebenarnya menjadi alasan di balik larangan ini? Dalam artikel ini, kita akan mengungkap berbagai faktor yang memengaruhi keputusan maskapai untuk melarang penggunaan power bank di pesawat serta hal-hal yang perlu diketahui oleh penumpang.
1. Potensi Bahaya Kebakaran dan Ledakan
Alasan utama di balik larangan penggunaan power bank di pesawat adalah potensi terjadinya kebakaran atau ledakan. Power bank mengandung baterai lithium-ion yang memiliki daya penyimpanan energi yang sangat tinggi. Jika baterai tersebut rusak atau terjadi gangguan dalam sirkuit, maka dapat menghasilkan panas berlebih yang berisiko menimbulkan kebakaran. Dalam beberapa kasus yang sangat jarang, baterai lithium-ion yang rusak bahkan dapat meledak, yang bisa berbahaya bagi penumpang dan kru pesawat.
Penerbangan dengan pesawat komersial terjadi pada ketinggian yang sangat tinggi, dengan perubahan tekanan yang signifikan. Kondisi ini membuat baterai lebih rentan terhadap kegagalan teknis. Oleh karena itu, maskapai dan badan keselamatan penerbangan internasional seperti FAA (Federal Aviation Administration) dan EASA (European Union Aviation Safety Agency) mengeluarkan regulasi yang ketat mengenai penggunaan power bank dan perangkat berdaya tinggi di pesawat.
2. Regulasi Internasional yang Ketat
Beberapa badan penerbangan internasional telah mengeluarkan pedoman dan regulasi yang mengatur penggunaan power bank di pesawat. Sebagai contoh, maskapai penerbangan di Amerika Serikat dan Eropa menerapkan aturan yang melarang membawa power bank dengan kapasitas lebih dari 100 Wh (watt-hour) ke kabin pesawat. Sementara itu, power bank dengan kapasitas lebih besar dari 300 Wh hanya dapat dibawa dalam kargo dengan persyaratan yang ketat.
Regulasi ini dibuat berdasarkan temuan dari berbagai kecelakaan yang melibatkan baterai lithium-ion yang dapat menimbulkan ancaman bagi keselamatan penerbangan. Oleh karena itu, sangat penting bagi penumpang untuk selalu memeriksa kebijakan yang berlaku pada maskapai yang mereka gunakan sebelum membawa power bank ke dalam pesawat.
3. Pengaruh Terhadap Sistem Elektronik Pesawat
Selain potensi kebakaran, penggunaan power bank juga dapat memengaruhi sistem elektronik pesawat. Perangkat yang mengandung baterai lithium-ion berisiko menghasilkan interferensi elektromagnetik yang dapat mengganggu sistem navigasi dan komunikasi pesawat. Meskipun risiko ini cukup kecil, maskapai lebih memilih untuk meminimalisir kemungkinan terjadinya gangguan pada sistem pesawat yang sangat vital.
Beberapa maskapai bahkan melarang penggunaan power bank yang lebih besar dari kapasitas tertentu di kursi penumpang atau di ruang kabin, dengan tujuan menjaga agar perangkat tersebut tidak berisiko menyebabkan gangguan pada pesawat. Mengingat pentingnya keselamatan penerbangan, maskapai cenderung mengutamakan kebijakan yang ketat terkait perangkat elektronik.
4. Aturan Pengemasan dan Pembawaan Power Bank
Selain melarang penggunaan power bank saat penerbangan, ada aturan khusus mengenai cara membawa power bank dalam penerbangan. Penumpang yang membawa power bank harus memastikannya dalam keadaan tertutup rapat dan dibawa dalam tas tangan, bukan dalam bagasi terdaftar. Hal ini untuk menghindari kemungkinan risiko yang ditimbulkan oleh kerusakan baterai yang terjadi selama penerbangan, terutama di ruang kargo yang tidak diawasi secara langsung.
Selain itu, maskapai juga menetapkan aturan mengenai kapasitas daya yang dapat dibawa oleh penumpang. Biasanya, power bank dengan kapasitas daya 100 Wh atau lebih sedikit diperbolehkan dibawa ke kabin, tetapi dengan batasan jumlah dan perlakuan tertentu, seperti disertakan dalam tas tangan dan tidak ditempatkan di kursi.
5. Alternatif dan Solusi Untuk Penumpang
Meskipun larangan penggunaan power bank di pesawat terasa membatasi, ada beberapa solusi yang dapat membantu penumpang tetap bisa mengisi daya perangkat mereka selama penerbangan. Beberapa maskapai kini menyediakan port USB atau colokan listrik di kursi, terutama pada pesawat jarak jauh. Hal ini memungkinkan penumpang untuk mengisi daya ponsel atau laptop mereka selama penerbangan tanpa perlu khawatir tentang peraturan power bank.
Jika power bank tidak dapat dibawa di pesawat, penumpang dapat merencanakan untuk mengisi daya perangkat mereka sebelum penerbangan atau menggunakan charger yang tersedia di bandara.
Kesimpulan
Maskapai melarang penggunaan power bank di pesawat untuk alasan yang sangat serius, yakni keselamatan penerbangan. Potensi kebakaran, risiko interferensi dengan sistem pesawat, serta regulasi internasional yang ketat menjadi beberapa faktor utama di balik kebijakan ini. Sebagai penumpang, penting untuk selalu memahami dan mengikuti aturan yang berlaku guna memastikan perjalanan yang aman dan nyaman. Pastikan juga untuk mengecek kebijakan maskapai sebelum bepergian agar dapat mempersiapkan perangkat elektronik dengan baik.
