
Di antara gegap gempita generasi milenial dan kehebohan Gen Z, ada satu generasi yang sering luput dari perhatian: Generasi X. Mereka yang lahir antara tahun 1965 hingga 1980 ini justru jadi tulang punggung berbagai bidang—namun tetap saja, mereka kerap dianggap “biasa-biasa saja.”
Padahal, jika kita melihat lebih dalam, Gen X justru generasi yang paling banyak menghadapi tekanan, perubahan, dan tantangan dalam hidup mereka. Maka tak heran jika banyak yang menyebut mereka sebagai generasi paling “ngenes” alias tidak seberuntung generasi lain.
Terhimpit Ekonomi: Gaji Stagnan, Biaya Hidup Melonjak
Salah satu alasan utama Gen X disebut paling ngenes adalah tekanan ekonomi yang luar biasa. Mereka bekerja keras sejak usia muda, tetapi gaji mereka sering tidak sebanding dengan lonjakan biaya hidup.
Selain itu, ketika teknologi mulai berkembang pesat di awal 2000-an, Gen X harus beradaptasi sambil tetap bertahan di dunia kerja yang semakin kompetitif. Tidak seperti Gen Z yang lahir di era digital atau baby boomer yang merasakan kemapanan ekonomi, Gen X seperti “terjepit di tengah.”
Mengurus Orang Tua dan Anak Sekaligus
Masalah tidak berhenti di ekonomi. Gen X kini banyak yang berada di usia 40–60 tahun—usia di mana mereka masih menghidupi anak-anak yang sekolah atau kuliah, sembari merawat orang tua yang sudah lanjut usia.
Tekanan ini dikenal dengan istilah “sandwich generation”, dan Gen X adalah contoh paling nyata dari generasi ini. Mereka harus menyeimbangkan peran sebagai pencari nafkah, orang tua, dan anak yang berbakti—tanpa waktu untuk memikirkan diri sendiri.
Tak Sepenuhnya Digital, Tapi Tak Bisa Gagap Teknologi
Di era serba digital ini, Gen X berada di zona abu-abu. Mereka tidak tumbuh bersama teknologi seperti Gen Z, tetapi juga dituntut untuk melek digital agar bisa bertahan di dunia kerja dan sosial.
Belum lagi, ketika mereka mencoba eksis di media sosial, kadang dianggap “ketinggalan zaman” oleh generasi yang lebih muda. Di sisi lain, tidak bisa ikut teknologi bisa dianggap “tidak adaptif.”
Jarang Dapat Sorotan, Tapi Beban Tak Pernah Ringan
Meski memiliki peran besar di keluarga, kantor, dan masyarakat, Gen X jarang jadi pusat perhatian media atau kampanye sosial. Mereka tak seviral Gen Z yang jadi tren TikTok, atau semapan baby boomer yang sudah pensiun tenang.
Justru, Gen X sering jalan sendiri, diam-diam menanggung banyak beban, tanpa banyak apresiasi. Inilah yang membuat mereka layak mendapat perhatian lebih—bukan hanya soal beban, tapi juga penghargaan atas ketahanan mereka.
Kesimpulan: Gen X, Pahlawan Sunyi di Tengah Derasnya Perubahan
Jadi, kalau Gen Z sering disebut generasi galau dan milenial generasi tangguh, Gen X adalah generasi bertahan hidup yang sesungguhnya. Mereka menghadapi teknologi, ekonomi, dan keluarga sekaligus—tanpa banyak mengeluh.