
Untuk mengenang kepergian Ibrahim Sjarief, seorang tokoh yang dikenal luas atas kontribusinya di bidang sosial dan keagamaan, keluarga besar mengadakan khatamul Quran secara khidmat. Acara ini berlangsung di kediaman almarhum di Makassar dan diikuti oleh kerabat dekat, sahabat, serta para santri dan tokoh masyarakat.
Sebagai bentuk penghormatan terakhir, keluarga berharap kegiatan ini menjadi amal jariyah dan wujud cinta mereka kepada almarhum. Dengan membacakan ayat-ayat suci Al-Qur’an secara lengkap, mereka berdoa agar Ibrahim Sjarief mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT.
Rangkaian Acara yang Penuh Makna
Khataman Al-Qur’an tersebut dimulai sejak pagi hari, dengan pembagian juz kepada masing-masing peserta. Suasana terasa tenang dan penuh kekhusyukan. Setelah pembacaan seluruh juz selesai, acara dilanjutkan dengan doa bersama dan pembacaan tahlil untuk arwah almarhum.
Tak hanya itu, tausiyah singkat juga disampaikan oleh Ustaz H. Ridwan Ma’ruf. Dalam ceramahnya, beliau menekankan pentingnya menjaga warisan kebaikan yang telah ditinggalkan oleh orang-orang soleh seperti almarhum. Menurutnya, mengenang orang yang telah wafat melalui bacaan Al-Qur’an adalah bentuk ibadah yang sangat dianjurkan dalam Islam.
Keteladanan Ibrahim Sjarief Semasa Hidup
Ibrahim Sjarief bukanlah sosok yang asing di tengah masyarakat. Semasa hidupnya, ia dikenal sebagai pribadi yang rendah hati, dermawan, dan sangat peduli terhadap pendidikan agama. Ia aktif membina generasi muda melalui pesantren dan majelis taklim, serta rutin mengadakan kegiatan sosial di bulan Ramadan.
Tidak mengherankan jika kepergiannya meninggalkan duka mendalam. Namun, keluarga memilih untuk merespons kesedihan ini dengan jalan yang penuh keberkahan: memperbanyak amal, doa, dan sedekah atas nama almarhum.
Tradisi Khatamul Quran sebagai Warisan Spiritual
Khataman Al-Qur’an yang dilakukan keluarga Ibrahim Sjarief bukan hanya ritual keagamaan, melainkan juga tradisi spiritual yang kaya makna. Di tengah era modern, menghidupkan kembali tradisi ini adalah bentuk pelestarian nilai-nilai Islam yang damai dan mendalam.
Lebih dari itu, kegiatan ini juga mempererat silaturahmi antaranggota keluarga besar dan masyarakat sekitar. Dengan duduk bersama, membaca Al-Qur’an, dan mengenang kebaikan almarhum, semangat kebersamaan pun semakin terjaga.
Kesimpulan: Doa yang Mengiringi Keabadian
Kepergian Ibrahim Sjarief memang menyisakan luka, namun keluarga memilih untuk merawat kenangan melalui jalan yang suci. Khatamul Quran yang digelar tidak hanya menjadi penghormatan, tetapi juga doa abadi yang terus mengalir kepada almarhum.