
Baru-baru ini, sebuah kasus yang melibatkan rumah sakit di Kota Jambi menjadi sorotan publik. Keluarga salah satu pasien menuding pihak rumah sakit lalai dalam menangani perawatan, bahkan menuduh adanya praktik tidak transparan terkait dana dari Jasa Raharja. Kasus ini mencuat usai adanya laporan bahwa tabung oksigen bocor saat proses perawatan, yang diduga mengakibatkan kondisi pasien memburuk.
Tak berhenti sampai di situ, keluarga pasien juga mengklaim bahwa dana santunan Jasa Raharja tidak sepenuhnya diserahkan, melainkan diduga mengalami pemotongan tanpa penjelasan yang jelas. Kabar ini pun segera mengundang perhatian warganet dan masyarakat Jambi secara luas.
Tabung Oksigen Bocor: Dugaan Kelalaian yang Membahayakan Nyawa
Menurut penuturan keluarga, insiden bermula ketika pasien dilarikan ke salah satu rumah sakit swasta di Kota Jambi karena mengalami kecelakaan. Namun, selama dalam perawatan, tabung oksigen yang digunakan ternyata bocor, sehingga pasien tidak menerima suplai oksigen secara optimal.
“Waktu kami lihat, regulator tabung tidak terpasang dengan benar. Udara keluar, tapi tidak masuk ke pasien,” ungkap salah satu anggota keluarga saat diwawancarai oleh media lokal.
Kondisi ini, menurut mereka, memperburuk keadaan pasien yang sebelumnya masih sadar. Hal ini memicu kemarahan dan kekecewaan, karena kesalahan teknis seperti ini seharusnya bisa dicegah dengan prosedur standar operasional yang ketat.
Dana Jasa Raharja Diduga Tidak Disalurkan Penuh
Tak hanya soal medis, masalah administratif juga muncul ke permukaan. Keluarga pasien mengaku bahwa santunan dari Jasa Raharja — yang semestinya diberikan penuh untuk keperluan perawatan dan santunan kecelakaan — tidak sampai sepenuhnya ke tangan mereka.
Pihak keluarga menyebutkan bahwa jumlah dana yang diterima jauh di bawah angka seharusnya. Saat diminta penjelasan, pihak rumah sakit disebut tidak memberikan rincian jelas mengenai pemotongan dana tersebut.
“Harusnya dana itu milik korban. Tapi kami malah disuruh tanda tangan tanpa tahu jumlah pastinya. Ini sangat mencurigakan,” lanjut keluarga pasien.
Respons Publik dan Seruan Transparansi
Kasus ini memicu reaksi keras dari masyarakat. Banyak yang menuntut agar pihak rumah sakit memberikan klarifikasi terbuka, baik terkait insiden tabung oksigen maupun penggunaan dana santunan Jasa Raharja. Beberapa organisasi masyarakat dan pemerhati layanan publik juga menyuarakan pentingnya audit independen terhadap rumah sakit terkait.
Jika terbukti benar, maka tindakan pemotongan dana tanpa izin jelas dapat dikenai sanksi hukum. Apalagi, dana dari Jasa Raharja merupakan hak korban dan keluarganya, bukan bagian dari biaya operasional rumah sakit.
Kesimpulan: Harus Ada Evaluasi Serius terhadap Layanan Kesehatan
Kejadian ini menegaskan bahwa pengawasan terhadap layanan kesehatan harus diperketat, khususnya di fasilitas medis yang menangani korban kecelakaan. Dugaan kelalaian medis seperti tabung oksigen bocor bukan masalah sepele, karena menyangkut nyawa manusia.