
Impor komoditas pertanian seperti singkong dan tapioka kembali menjadi sorotan. Kali ini, Kementerian Perdagangan (Kemendag) berencana membahas kemungkinan menerapkan Lartas (larangan dan/atau pembatasan) terhadap dua komoditas tersebut. Langkah ini dinilai sebagai bagian dari strategi pemerintah untuk melindungi petani lokal sekaligus memperkuat industri dalam negeri.
🧾 Apa Itu Lartas dan Mengapa Singkong & Tapioka Dibahas?
Lartas adalah kebijakan pemerintah yang membatasi atau melarang impor suatu produk demi kepentingan nasional, baik dari sisi ekonomi, kesehatan, keamanan, maupun lingkungan. Dalam konteks ini, singkong dan tapioka menjadi fokus karena tingginya volume impor yang dinilai mengganggu kestabilan harga di dalam negeri.
Menurut data Kementerian Pertanian, Indonesia sebenarnya memiliki kapasitas produksi singkong yang besar. Sayangnya, produk lokal sering kali kalah saing dari impor, baik dari segi harga maupun kuantitas. Inilah yang memicu pembahasan lebih lanjut oleh Kemendag.
📊 Dampak Impor Terhadap Petani dan Industri Domestik
Meningkatnya impor singkong dan tapioka berdampak signifikan pada para petani lokal. Harga jual singkong di tingkat petani menurun, padahal biaya produksi terus naik. Selain itu, industri tapioka dalam negeri juga mengeluhkan kesulitan dalam menyerap bahan baku lokal karena pasokan dari luar lebih murah.
Jika dibiarkan, kondisi ini bisa melemahkan sektor pertanian, meningkatkan ketergantungan terhadap impor, dan mengganggu ketahanan pangan nasional. Oleh karena itu, regulasi impor perlu ditata ulang agar lebih adil dan berpihak pada produsen dalam negeri.
🗣️ Tanggapan Pelaku Usaha dan Pemerintah
Sejumlah asosiasi industri menyambut positif rencana ini, meskipun tetap mengingatkan pentingnya keseimbangan antara perlindungan dan kebutuhan industri. Beberapa pelaku usaha mengandalkan tapioka impor untuk efisiensi produksi. Namun, mereka juga mendukung peningkatan kapasitas produksi dalam negeri agar kebutuhan bahan baku bisa dipenuhi secara lokal.
Di sisi lain, Kemendag menegaskan bahwa pembahasan ini belum bersifat final, melainkan masih dalam tahap kajian. Pemerintah berkomitmen akan melibatkan berbagai pihak, mulai dari petani, industri pengolahan, hingga akademisi, untuk merumuskan kebijakan yang tepat dan menyeluruh.
🧭 Langkah Selanjutnya: Solusi Jangka Panjang
Selain pembahasan Lartas, pemerintah juga perlu mendorong solusi jangka panjang seperti:
- Peningkatan produktivitas dan kualitas singkong lokal
- Pembangunan infrastruktur pertanian
- Penguatan koperasi dan akses pasar untuk petani
- Insentif bagi industri yang menyerap bahan baku dalam negeri
Dengan strategi menyeluruh, Indonesia bisa mandiri dalam memenuhi kebutuhan singkong dan turunannya, tanpa bergantung pada impor.
📝 Kesimpulan: Momentum Evaluasi Impor yang Tepat
Rencana Kemendag untuk membahas Lartas impor singkong dan tapioka menunjukkan kepedulian pemerintah terhadap perlindungan produk lokal. Jika dikelola dengan cermat, kebijakan ini tidak hanya akan menyeimbangkan neraca perdagangan, tetapi juga mengangkat kesejahteraan petani dan memperkuat industri nasional.