
Erupsi Gunung Semeru yang terjadi beberapa tahun lalu menyisakan duka mendalam bagi warga sekitar. Salah satu kisah paling menyentuh datang dari Satuhan, seorang pria asal Lumajang, Jawa Timur, yang kehilangan hampir seluruh keluarganya dalam bencana tersebut. Namun, dari peristiwa kelam itu, lahir tekad besar yang mengubah hidupnya dan menginspirasi banyak orang.
Kini, Satuhan mendedikasikan dirinya sebagai relawan keselamatan dan kebencanaan, khususnya di wilayah rawan erupsi. Perjalanan emosional dan pengorbanannya menjadi bukti bahwa dari luka yang dalam, bisa tumbuh semangat untuk menyelamatkan banyak nyawa.
Dari Korban Menjadi Relawan
Saat Semeru meletus hebat pada Desember 2021, Satuhan kehilangan istri dan dua anaknya yang tidak sempat menyelamatkan diri. Ia selamat karena saat itu sedang bekerja di ladang yang lebih tinggi. Peristiwa tersebut membuatnya sempat terpukul dan enggan kembali ke rumah. Namun perlahan, Satuhan bangkit.
Beberapa bulan kemudian, ia mulai aktif di kegiatan relawan bersama tim tanggap bencana setempat. Berbekal pengalaman pahit dan pengetahuan tentang medan, Satuhan menjadi salah satu yang paling sigap dan paham kondisi wilayah Semeru.
Kini, setiap kali gunung menunjukkan tanda-tanda aktivitas, ia menjadi orang pertama yang menyebarkan informasi ke warga, membantu evakuasi, dan memandu relawan lain dalam menyusuri jalur yang aman.
Membangun Sistem Peringatan Dini di Komunitas
Tidak hanya terlibat langsung di lapangan, Satuhan juga aktif mengedukasi warga sekitar soal mitigasi bencana dan evakuasi dini. Ia sering mengadakan simulasi sederhana bersama anak-anak dan orang tua, serta membantu membangun sistem komunikasi berbasis radio komunitas.
Dengan pendekatan yang humanis dan penuh empati, ia berhasil membuat warga lebih waspada tanpa harus hidup dalam ketakutan. Kontribusinya ini bahkan diakui oleh pemerintah daerah dan lembaga kemanusiaan nasional.
Inspirasi bagi Generasi Muda
Kisah Satuhan bukan hanya soal duka dan kehilangan, tetapi juga tentang keberanian, kepedulian, dan komitmen pada kemanusiaan. Ia menjadi contoh nyata bahwa seseorang tidak perlu memiliki gelar tinggi atau jabatan besar untuk menjadi pahlawan.
Dengan sepeda motornya, ia menjelajahi desa-desa terpencil untuk memastikan tidak ada warga yang tertinggal saat ada peringatan erupsi. Bahkan, saat relawan lain mundur karena medan ekstrem, Satuhan tetap melanjutkan perjalanan demi keselamatan sesama.
Kesimpulan: Harapan yang Lahir dari Abu
Satuhan membuktikan bahwa harapan bisa tumbuh dari reruntuhan bencana. Ia menjadikan kisah hidupnya sebagai sumber kekuatan untuk membantu orang lain. Kisahnya tidak hanya layak dikenang, tetapi juga perlu disebarkan agar semakin banyak orang terinspirasi untuk berbuat kebaikan, meski dari hal sederhana.