PortalIndonesia
Fenomena media sosial kembali dihebohkan oleh kemunculan grup-grup menyimpang bertema ‘fantasi sedarah’ yang ramai diperbincangkan warganet. Grup ini memuat narasi fiktif bernuansa pelecehan seksual dalam hubungan keluarga, yang tidak hanya menyimpang dari norma sosial, tetapi juga melanggar nilai moral dan hukum.
Sebagai respons, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) segera bergerak untuk memberikan edukasi menyeluruh kepada keluarga, khususnya terkait literasi digital dan kesehatan mental anak.
Fenomena Konten Fantasi Sedarah: Mengapa Ini Berbahaya?
Konten bertema fantasi sedarah bukan hanya tidak pantas, tetapi berpotensi mendorong normalisasi perilaku kekerasan seksual, terutama di kalangan remaja yang sedang aktif menjelajah internet. Narasi-narasi tersebut sering dikemas dalam bentuk cerita fiktif, namun tetap berdampak psikologis.
Menurut para ahli, eksposur terhadap konten menyimpang dapat memengaruhi persepsi remaja terhadap relasi dalam keluarga dan batas moralitas, apalagi jika dikonsumsi terus-menerus tanpa pendampingan orang tua.
Langkah Cepat Pemerintah: Edukasi dan Pencegahan
Menanggapi kekhawatiran publik, BKKBN bersama Kemendikbudristek langsung menggelar kampanye edukasi bertema “Keluarga Aman, Anak Terlindungi” di berbagai platform digital. Program ini bertujuan untuk:
- Meningkatkan literasi digital bagi orang tua dan anak
- Mendorong komunikasi terbuka dalam keluarga
- Memberikan pemahaman tentang bahaya konten seksual menyimpang
- Membekali anak dengan kemampuan memilah informasi secara kritis
Selain itu, BKKBN juga mengembangkan modul pendidikan seksualitas sehat berbasis nilai dan budaya lokal, yang dapat diterapkan di sekolah maupun dalam lingkungan keluarga.
Peran Keluarga: Kunci Pertahanan dari Dalam Rumah
Penting untuk disadari bahwa pendidikan pertama dan utama berasal dari keluarga. Orang tua perlu lebih aktif terlibat dalam aktivitas daring anak-anaknya. Komunikasi dua arah, kontrol perangkat digital, serta pemahaman nilai-nilai moral harus ditanamkan sejak dini.
Beberapa langkah praktis yang bisa dilakukan orang tua antara lain:
- Mengatur waktu penggunaan gadget
- Mengaktifkan fitur parental control
- Mengajak diskusi terbuka tentang informasi yang dilihat anak di internet
- Menjadi contoh dalam penggunaan teknologi yang bijak
Dengan keterlibatan orang tua, anak akan merasa aman dan tahu kepada siapa harus bertanya saat mereka menemukan konten yang membingungkan atau mencurigakan.
Kesimpulan: Lawan Penyimpangan dengan Edukasi dan Empati
Munculnya grup fantasi sedarah di media sosial adalah peringatan serius akan pentingnya pengawasan dan pendidikan digital yang kuat di era modern. Pemerintah sudah mengambil langkah strategis, namun keberhasilan upaya ini sangat bergantung pada dukungan keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat.
