
Kisruh antara Amerika Serikat dan TikTok kembali memasuki babak baru. Baru-baru ini, mantan Presiden AS Donald Trump memberi sinyal akan memperpanjang deadline penjualan TikTok, aplikasi asal Tiongkok yang sempat menjadi target larangan. Langkah ini mengejutkan banyak pihak, terutama karena sebelumnya Trump dikenal sebagai salah satu tokoh yang paling vokal menentang kehadiran TikTok di AS.
Latar Belakang: Ancaman Larangan TikTok di Amerika
Sejak 2020, TikTok menjadi sorotan pemerintah AS karena dianggap membahayakan keamanan nasional. Pemerintahan Trump kala itu menyebut bahwa data pengguna Amerika bisa diakses oleh pemerintah Tiongkok melalui ByteDance, perusahaan induk TikTok. Akibatnya, Trump mengeluarkan perintah eksekutif yang mewajibkan ByteDance untuk menjual TikTok kepada perusahaan Amerika atau menghadapi pelarangan total.
Meskipun berbagai tenggat waktu telah diberikan, negosiasi penjualan TikTok berjalan lambat. Beberapa perusahaan seperti Oracle dan Walmart sempat dikabarkan tertarik, namun hingga kini kesepakatan final belum tercapai.
Perkembangan Terbaru: Trump Beri Sinyal Perpanjangan
Dalam wawancara terbarunya, Trump menyatakan bahwa ia “terbuka untuk opsi perpanjangan deadline” jika itu memungkinkan transisi yang lebih mulus. Menurutnya, TikTok memiliki peran besar dalam industri kreatif dan ekonomi digital, terutama di kalangan anak muda.
Pernyataan ini menunjukkan adanya perubahan pendekatan dari sebelumnya yang cenderung keras menjadi lebih fleksibel. Banyak pihak menduga bahwa Trump tengah mempertimbangkan dampak politik dan ekonomi dari pelarangan permanen TikTok, apalagi menjelang pemilu mendatang.
Apa Dampaknya bagi Pengguna dan Investor?
Jika deadline kembali diperpanjang, maka TikTok bisa tetap beroperasi di AS untuk sementara waktu. Ini jelas menguntungkan bagi para kreator konten, brand, dan pengguna aktif yang menggantungkan aktivitas bisnis dan hiburan mereka di platform tersebut.
Bagi investor, sinyal ini memberikan ruang lebih untuk menyusun strategi akuisisi yang lebih matang. Perpanjangan waktu juga bisa membuka peluang baru bagi perusahaan teknologi Amerika lainnya untuk masuk ke dalam negosiasi.
Tantangan dan Proyeksi ke Depan
Meski demikian, ancaman larangan belum sepenuhnya hilang. Pemerintah AS tetap memiliki kekhawatiran terhadap pengumpulan data dan pengaruh asing. Oleh karena itu, ByteDance harus bisa menunjukkan transparansi dan komitmen untuk mematuhi regulasi AS jika ingin mempertahankan kehadirannya di pasar Amerika.
Di sisi lain, jika akuisisi gagal dan larangan diberlakukan, dampaknya bisa sangat besar, tidak hanya bagi TikTok, tapi juga bagi hubungan dagang AS–Tiongkok.
Kesimpulan: TikTok Masih Berlari, Tapi Waktu Terbatas
Sinyal perpanjangan dari Trump memberikan harapan baru bagi TikTok di Amerika Serikat. Namun, waktu terus berjalan. Tanpa kesepakatan konkret, masa depan TikTok di AS tetap menggantung.