Lupus dan Perempuan Muda: Waspadai Penyebab yang Sering Diabaikan

Fakta Mengejutkan: Lupus Banyak Menyerang Perempuan Usia Produktif

Lupus bukan penyakit biasa. Penyakit autoimun ini justru banyak menyerang perempuan muda, terutama usia 15 hingga 44 tahun. Meskipun penyebab pastinya belum sepenuhnya dipahami, para ahli telah menemukan sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena lupus.

Tidak seperti flu atau demam, lupus menyerang sistem imun dan bisa memengaruhi berbagai organ tubuh, termasuk kulit, sendi, ginjal, hingga otak. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami apa saja penyebab dan faktor pemicunya, agar bisa melakukan pencegahan sejak dini.

Apa Itu Lupus?

Sebelum membahas penyebabnya, mari pahami dulu apa itu lupus. Lupus adalah penyakit autoimun di mana sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan dan organ sehat. Gejalanya beragam, mulai dari kelelahan ekstrem, nyeri sendi, ruam di wajah (biasa berbentuk kupu-kupu), hingga gangguan ginjal.

Karena gejalanya mirip dengan penyakit lain, lupus sering kali sulit didiagnosis. Namun, deteksi dini sangat penting agar penderita bisa mendapatkan penanganan yang tepat dan mencegah kerusakan organ lebih lanjut.

Mengapa Perempuan Lebih Rentan?

Salah satu fakta yang mengejutkan adalah bahwa sekitar 90% penderita lupus adalah perempuan. Lalu, mengapa perempuan muda lebih berisiko?

1. Hormon Estrogen

Salah satu faktor utama adalah hormon estrogen. Hormon ini diketahui dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh. Saat hormon ini meningkat, seperti saat menstruasi, kehamilan, atau penggunaan pil KB hormonal, risiko flare-up atau gejala lupus bisa meningkat.

2. Faktor Genetik

Jika ada riwayat lupus atau penyakit autoimun lain dalam keluarga, kemungkinan seseorang menderita lupus juga meningkat. Gen tertentu dipercaya berperan dalam mengatur sistem imun tubuh, dan mutasi pada gen tersebut bisa menyebabkan lupus.

3. Paparan Sinar Matahari

Paparan sinar ultraviolet (UV) berlebihan bisa memicu reaksi kekebalan tubuh pada penderita lupus. Itulah mengapa banyak penderita lupus sensitif terhadap sinar matahari dan mudah mengalami ruam kulit setelah terpapar.

4. Infeksi Virus

Beberapa infeksi virus tertentu juga dapat memicu lupus, terutama pada orang yang memiliki predisposisi genetik. Misalnya, virus Epstein-Barr telah dikaitkan dengan peningkatan risiko lupus.

5. Stres Fisik dan Emosional

Stres berkepanjangan, baik secara fisik maupun emosional, dapat memengaruhi kerja sistem kekebalan tubuh. Banyak kasus lupus yang pertama kali muncul setelah stres berat, seperti kehilangan orang tercinta atau trauma emosional lainnya.

Kesimpulan: Kenali, Waspadai, dan Kendalikan

Lupus memang belum bisa disembuhkan secara total, namun dengan penanganan tepat, kualitas hidup penderita tetap bisa dijaga. Mengenali faktor risiko dan penyebab lupus sangat penting, terutama bagi perempuan muda yang berada dalam kelompok usia paling rentan.

Related Posts

Demam Berdarah Dengue: Update Terkini, Pencegahan, dan Penanganan

Demam Berdarah Dengue: Update Terkini, Pencegahan, dan Penanganan Pendahuluan Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang signifikan di Indonesia dan berbagai negara tropis lainnya. Penyakit yang disebabkan…

TBC di Indonesia: Tantangan yang Belum Usai dan Upaya Menuju Eliminasi

TBC di Indonesia: Tantangan yang Belum Usai dan Upaya Menuju Eliminasi Pembukaan Tuberkulosis (TBC) masih menjadi momok kesehatan masyarakat di Indonesia. Penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis ini…

You Missed

Tentu, mari kita bahas fenomena keluarga generasi sandwich secara mendalam.

Tentu, mari kita bahas fenomena keluarga generasi sandwich secara mendalam.

Demam Berdarah Dengue: Update Terkini, Pencegahan, dan Penanganan

Demam Berdarah Dengue: Update Terkini, Pencegahan, dan Penanganan

Pajak Usaha di Indonesia: Antara Kontribusi Negara dan Beban Pengusaha

Pajak Usaha di Indonesia: Antara Kontribusi Negara dan Beban Pengusaha

Tentu, mari kita bahas pengasuhan anak di era milenial, dengan gaya yang informatif dan mudah dipahami.

Tentu, mari kita bahas pengasuhan anak di era milenial, dengan gaya yang informatif dan mudah dipahami.

TBC di Indonesia: Tantangan yang Belum Usai dan Upaya Menuju Eliminasi

TBC di Indonesia: Tantangan yang Belum Usai dan Upaya Menuju Eliminasi

Tentu, mari kita bahas dunia kuliner Jakarta yang dinamis dan selalu berubah!

Tentu, mari kita bahas dunia kuliner Jakarta yang dinamis dan selalu berubah!