
Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, resmi menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-16 BIMP-EAGA yang diselenggarakan di salah satu negara anggota kawasan Asia Tenggara. Kehadirannya dalam forum strategis ini menandai komitmen kuat Indonesia dalam memperkuat kerja sama ekonomi sub-kawasan, terutama dalam pemulihan dan pertumbuhan pascapandemi.
Apa Itu BIMP-EAGA?
Sebelum membahas lebih jauh, penting untuk mengetahui bahwa BIMP-EAGA adalah singkatan dari Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philippines East ASEAN Growth Area. Forum ini dibentuk pada 1994 sebagai inisiatif kerja sama ekonomi sub-kawasan yang bertujuan untuk meningkatkan pembangunan wilayah timur masing-masing negara anggota.
Wilayah tersebut, meskipun kaya sumber daya alam, sering tertinggal dalam hal infrastruktur dan konektivitas. Oleh karena itu, BIMP-EAGA hadir sebagai platform kolaboratif untuk mendorong investasi, perdagangan, dan pariwisata di kawasan timur ASEAN.
Prabowo Subianto: Komitmen Kuat untuk Pembangunan Kawasan
Dalam pidatonya di KTT ke-16 ini, Presiden Prabowo menekankan pentingnya pemerataan pembangunan antarwilayah di Indonesia dan negara-negara ASEAN lainnya. Ia juga mendorong penguatan kerja sama di sektor strategis seperti konektivitas, energi bersih, ketahanan pangan, dan digitalisasi.
“Indonesia berkomitmen untuk terus mendorong pembangunan berkelanjutan di wilayah timur. Ini bukan hanya soal pembangunan fisik, tapi juga tentang membangun manusia, pendidikan, dan kesempatan kerja,” tegas Presiden Prabowo dalam pertemuan tersebut.
Mendorong Investasi dan Pariwisata di Kawasan Timur
Selain menegaskan komitmen politik, Prabowo juga menggunakan forum BIMP-EAGA untuk membuka peluang investasi dan kerja sama sektor pariwisata. Menurutnya, wilayah timur Indonesia seperti Sulawesi, Maluku, dan Papua memiliki potensi luar biasa yang masih belum tergarap optimal.
Dengan dukungan infrastruktur dan kerja sama lintas negara, potensi tersebut diyakini bisa diangkat ke tingkat internasional. Dalam hal ini, konektivitas antarnegara anggota, baik lewat jalur laut, udara, maupun digital, menjadi kunci.
Kolaborasi Menuju Ketahanan dan Pertumbuhan Berkelanjutan
KTT ke-16 BIMP-EAGA juga membahas tantangan-tantangan global seperti perubahan iklim, inflasi pangan, dan krisis energi. Presiden Prabowo menekankan bahwa kawasan harus bersatu dan saling mendukung agar tidak tertinggal dalam arus globalisasi.
Ia juga mendorong kerja sama dalam pembangunan energi terbarukan, pertanian berkelanjutan, dan pengembangan UMKM berbasis digital. Dengan begitu, pertumbuhan ekonomi tidak hanya terfokus pada kota besar, tetapi juga menjangkau pelosok.
Kesimpulan: Diplomasi Aktif untuk Masa Depan Kawasan
Kehadiran Presiden Prabowo Subianto dalam KTT BIMP-EAGA ke-16 bukan sekadar simbol diplomasi, melainkan bagian dari strategi besar Indonesia untuk mengangkat kawasan timur dan memperkuat posisi regionalnya. Dengan pendekatan yang kolaboratif dan berorientasi pada hasil nyata, Indonesia menunjukkan kepemimpinan aktif dalam mewujudkan pertumbuhan merata dan berkelanjutan.