
Ketika berbicara tentang kuliner khas Jawa Timur, Rawon pasti berada di daftar teratas. Namun, di Malang, ada versi yang lebih menggoda lidah: Rawon Dengkul Malang. Sajian berkuah hitam pekat ini menjadi favorit banyak orang, bukan hanya karena rasa rempahnya yang kuat, tetapi juga karena potongan dengkul sapi yang empuk dan menggugah selera. Tak heran, rawon jenis ini selalu diburu, terutama oleh pencinta kuliner legendaris.
Asal Usul dan Keunikan Rawon Dengkul
Rawon sendiri merupakan sup daging sapi berwarna hitam yang berasal dari Jawa Timur, di mana kluwek menjadi bintang utama dalam kuahnya. Di Malang, rawon memiliki versi unik dengan tambahan dengkul sapi atau lutut sapi, yang menghasilkan tekstur daging kenyal namun lembut serta kelezatan kaldu yang lebih kaya.
Berbeda dari rawon biasa, rawon dengkul lebih “berisi” dan cocok dinikmati saat lapar berat. Potongan dengkulnya yang besar dan kuahnya yang gurih membuat sajian ini lebih mengenyangkan dan memuaskan.
Kenikmatan dalam Setiap Suapan
Apa yang membuat Rawon Dengkul Malang begitu istimewa? Rahasianya terletak pada proses memasak yang panjang dan penuh kesabaran. Daging dengkul direbus selama berjam-jam hingga teksturnya empuk dan lemaknya lumer di mulut. Kuah rawon pun dimasak bersama rempah seperti lengkuas, serai, bawang putih, bawang merah, dan tentu saja kluwek—yang memberi warna hitam khas dan rasa gurih mendalam.
Disajikan bersama nasi putih hangat, tauge pendek, sambal, dan kerupuk udang, rawon dengkul memberikan pengalaman kuliner yang sulit dilupakan. Banyak warung rawon di Malang bahkan menambahkan telur asin dan tempe goreng sebagai pelengkap, membuat cita rasanya makin sempurna.
Tempat Favorit Mencicipi Rawon Dengkul di Malang
Di Malang, beberapa warung legendaris menjadi destinasi wajib bagi pecinta rawon dengkul. Misalnya, Rawon Rampal, Rawon Nguling, hingga Rawon Tessy, sering kali dipadati pengunjung sejak pagi hari. Selain cita rasa yang terjaga turun-temurun, harga yang masih ramah di kantong membuat hidangan ini cocok dinikmati semua kalangan.
Sebagai tips, datanglah lebih awal karena rawon dengkul cepat habis, terutama saat akhir pekan atau musim liburan.
Penutup: Sajian Tradisional yang Tak Tergantikan
Rawon Dengkul Malang bukan hanya soal makanan, tetapi juga bagian dari budaya dan sejarah kuliner Jawa Timur. Dari kuah hitam yang kaya rempah hingga potongan dengkul yang empuk, setiap suapan menyimpan kehangatan dan kenangan.
Jika Anda berkunjung ke Malang, jangan lewatkan untuk mencicipi hidangan legendaris ini. Siapa tahu, rawon dengkul bisa menjadi alasan Anda kembali lagi ke kota dingin ini.