
Langkah vokalis band Kotak, Tantri Syalindri Ichlasari atau yang akrab disapa Tantri Kotak, menuju Mahkamah Konstitusi (MK) baru-baru ini menjadi sorotan. Banyak pihak mengira ini bentuk konflik pribadi. Namun, Tantri dengan tegas membantah anggapan tersebut. Menurutnya, ini adalah langkah hukum yang sah untuk memperjuangkan hak, bukan untuk memperkeruh suasana.
Bukan Perselisihan, Tapi Prinsip
Pertama-tama, Tantri menekankan bahwa langkah ini tidak dilandasi rasa dendam atau permusuhan. Ia menyampaikan bahwa keputusan untuk membawa isu ini ke MK merupakan bentuk kesadaran akan hak konstitusionalnya sebagai warga negara.
“Ini bukan tentang saya melawan seseorang. Ini soal hak, soal prinsip,” ujar Tantri dalam sebuah wawancara yang kini viral di media sosial.
Sebagai figur publik, Tantri merasa memiliki tanggung jawab moral untuk menunjukkan bahwa hukum bisa menjadi alat penyelesaian, bukan alat konflik. Ia ingin menjadi contoh bagi masyarakat bahwa setiap warga negara punya ruang untuk memperjuangkan keadilan secara santun dan legal.
Kedewasaan Membawa Ketenangan
Lebih lanjut, Tantri mengungkapkan alasan pribadi di balik keputusannya. Semakin berumur, ia merasa memiliki kebutuhan emosional untuk hidup lebih tenang dan damai. Konflik, menurutnya, hanya menguras energi.
“Saya sudah tidak mau larut dalam konflik yang tak perlu. Makin tua, makin saya ingin hidup tenang, damai, dan produktif,” ungkap Tantri.
Pernyataan ini banyak mendapat dukungan dari netizen. Banyak penggemar yang menilai bahwa langkah Tantri mencerminkan kedewasaan dan keberanian.
Langkah Hukum Sebagai Sarana Edukasi Publik
Menariknya, Tantri juga berharap bahwa keputusannya ini dapat menjadi pembelajaran publik. Ia ingin menunjukkan bahwa menyelesaikan masalah melalui jalur hukum bukan berarti mencari masalah, melainkan menunjukkan bahwa setiap warga punya hak dan jalurnya masing-masing.
Langkah ke MK bukan hanya tentang dirinya, tetapi juga tentang edukasi hukum bagi masyarakat luas. Dalam era digital ini, transparansi dan sikap terbuka terhadap proses hukum dianggap penting agar publik tidak salah paham.
Reaksi Publik: Antara Dukungan dan Kritik
Tidak bisa dipungkiri, langkah Tantri menuai berbagai reaksi. Ada yang mendukung, ada juga yang mencibir. Namun, Tantri memilih untuk fokus pada tujuan utamanya—mendapatkan kejelasan hukum dan melindungi ruang tenangnya sebagai individu.
“Saya tidak bisa mengatur opini orang. Tapi saya bisa mengatur bagaimana saya bertindak,” tegasnya.
Penutup: Memilih Tenang, Bukan Diam
Tantri Kotak menunjukkan bahwa dalam menghadapi masalah, seseorang tidak harus berteriak atau menciptakan drama. Dengan tenang, elegan, dan penuh pertimbangan, ia memilih jalur hukum sebagai bentuk perlindungan diri sekaligus edukasi publik.
Di tengah dunia yang penuh opini, langkah tenang dan bijak seperti yang diambil Tantri patut diapresiasi. Ia bukan hanya musisi berbakat, tetapi juga pribadi yang tahu kapan harus bersuara dan bagaimana melakukannya dengan benar.