Dokter Ungkap Wajah Bisa Bopeng Akibat Covid-19, Ini Penjelasan Lengkapnya

Portalindonesia.co.id – Pandemi Covid-19 telah membawa berbagai dampak bagi kesehatan fisik dan mental. Namun, selain gejala umum yang menyerang saluran pernapasan, ternyata ada dampak tak terduga yang muncul pada beberapa pasien setelah sembuh dari infeksi virus ini, salah satunya adalah masalah kulit, terutama pada wajah. Beberapa pasien melaporkan kondisi kulit mereka menjadi bopeng atau muncul bekas luka yang sulit hilang. Lantas, bagaimana bisa Covid-19 menyebabkan wajah bopeng? Berikut penjelasan lengkap dari para dokter mengenai fenomena ini.

Mengenal Dampak Covid-19 pada Kulit

Menurut para ahli dermatologi, meskipun Covid-19 lebih dikenal sebagai penyakit yang menyerang sistem pernapasan, virus ini juga dapat mempengaruhi organ lain, termasuk kulit. Salah satu dampaknya adalah munculnya masalah pada kulit wajah yang disebut dengan istilah “post-viral scarring” atau bekas luka setelah infeksi. Bekas luka ini seringkali muncul setelah pasien mengalami jerawat parah, peradangan, atau infeksi kulit lainnya selama atau setelah sembuh dari Covid-19.

Proses Terjadinya Bekas Luka atau Bopeng

Selama infeksi Covid-19, tubuh kita berperang melawan virus dengan merespons secara imunologis. Beberapa orang mungkin mengalami gejala yang lebih berat, seperti ruam kulit, peradangan, atau infeksi sekunder akibat bakteri. Ketika jerawat atau infeksi terjadi, proses peradangan dapat merusak jaringan kulit di area yang terinfeksi, menyebabkan bekas luka atau bopeng setelah sembuh. Hal ini terjadi karena jaringan kulit yang rusak tidak dapat sembuh sepenuhnya, sehingga meninggalkan bekas yang dalam.

Selain itu, stres yang dialami selama masa sakit juga dapat memperburuk kondisi kulit. Stres berlebih diketahui dapat memicu peradangan dan produksi minyak berlebih di kulit, yang menjadi faktor utama penyebab jerawat dan masalah kulit lainnya. Pada pasien Covid-19, efek samping dari penggunaan obat-obatan tertentu, seperti kortikosteroid, juga dapat mempengaruhi kondisi kulit, memperburuk peradangan, atau meningkatkan risiko infeksi.

Faktor Penyebab Lainnya yang Membuat Kulit Wajah Bopeng

Dokter juga mengungkapkan bahwa penyebab utama munculnya bopeng di wajah setelah sembuh dari Covid-19 adalah tidak hanya karena infeksi virus itu sendiri, tetapi juga karena beberapa faktor eksternal. Salah satunya adalah kebiasaan menggaruk atau memencet jerawat atau luka saat masa pemulihan. Kebiasaan ini dapat merusak lapisan kulit dan memperburuk bekas luka. Selain itu, pola makan yang tidak sehat, kurang tidur, atau kurangnya perawatan kulit yang tepat juga dapat memperburuk kondisi kulit.

Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa efek jangka panjang dari Covid-19, yang sering disebut dengan “long Covid”, bisa memperburuk kondisi kulit pada beberapa pasien. Beberapa gejala long Covid yang bisa berdampak pada kulit termasuk kelelahan kronis dan gangguan pada keseimbangan hormon, yang berkontribusi pada masalah kulit, termasuk jerawat dan bekas luka.

Penanganan dan Perawatan untuk Kulit Wajah yang Bopeng

Jika Anda mengalami bekas luka atau bopeng pada wajah setelah sembuh dari Covid-19, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk memperbaiki kondisi kulit. Berikut beberapa tips dari dokter kulit:

  1. Gunakan Produk Perawatan Kulit yang Tepat
    Pilih produk yang mengandung bahan aktif seperti retinoid, asam salisilat, atau vitamin C yang dapat membantu mempercepat proses regenerasi kulit dan mengurangi bekas luka. Namun, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter kulit terlebih dahulu untuk memilih produk yang sesuai dengan jenis kulit Anda.
  2. Lakukan Perawatan Medis
    Jika bekas luka sudah cukup dalam, dokter mungkin akan merekomendasikan prosedur medis seperti terapi laser atau mikrodermabrasi untuk membantu menghaluskan kulit dan mengurangi bekas luka. Terapi ini biasanya dilakukan setelah kulit Anda sepenuhnya sembuh.
  3. Lindungi Kulit dari Paparan Sinar Matahari
    Sinar matahari dapat memperburuk kondisi bekas luka dan memperlambat proses penyembuhan kulit. Oleh karena itu, sangat penting untuk menggunakan tabir surya dengan SPF yang tinggi setiap kali keluar rumah.
  4. Menjaga Pola Hidup Sehat
    Makan makanan bergizi yang kaya akan antioksidan, tidur yang cukup, dan mengelola stres dengan baik adalah langkah-langkah yang tidak hanya membantu tubuh pulih tetapi juga menjaga kulit tetap sehat dan mengurangi peradangan.

Kesimpulan

Meskipun Covid-19 lebih dikenal karena gejalanya yang menyerang saluran pernapasan, dampaknya pada kulit wajah juga harus diperhatikan. Bekas luka atau bopeng pada wajah akibat peradangan dan jerawat setelah infeksi Covid-19 bukanlah hal yang tidak mungkin terjadi. Namun, dengan perawatan yang tepat dan perhatian khusus pada kesehatan kulit, kondisi ini bisa diatasi dengan baik. Jika Anda mengalami masalah kulit setelah sembuh dari Covid-19, segeralah konsultasi dengan dokter kulit untuk mendapatkan penanganan yang sesuai.

Related Posts

Mengenal NPH: Penyakit Langka yang Menggoyang Langkah Billy Joel

Kabar mengenai musisi legendaris Billy Joel yang menderita penyakit langka bernama Normal Pressure Hydrocephalus (NPH) mengundang perhatian publik. Penyakit ini memang jarang terdengar, namun berdampak besar pada kualitas hidup penderitanya.…

Waspada Nyamuk Pembawa Bahaya: Jangan Abaikan Genangan Air, Ancaman DBD Mengintai!

Musim Hujan Tiba, Waktunya Tingkatkan Kewaspadaan terhadap DBD Setiap kali musim hujan datang, masyarakat Indonesia menghadapi risiko kesehatan yang serius: Demam Berdarah Dengue (DBD). Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue…

You Missed

Kejutan Manis Pagi Hari: Reaksi Maxime Bouttier Saat Terbangun di Samping Luna Maya

Kejutan Manis Pagi Hari: Reaksi Maxime Bouttier Saat Terbangun di Samping Luna Maya

Mie Titi Makassar: Cita Rasa Khas Sulawesi Selatan yang Melegenda

Mie Titi Makassar: Cita Rasa Khas Sulawesi Selatan yang Melegenda

Mengenal NPH: Penyakit Langka yang Menggoyang Langkah Billy Joel

Mengenal NPH: Penyakit Langka yang Menggoyang Langkah Billy Joel

Tangis di Ujung Pelukan: Kisah Agus Difabel yang Divonis 10 Tahun Penjara

Tangis di Ujung Pelukan: Kisah Agus Difabel yang Divonis 10 Tahun Penjara