
Apa Itu Paniki? Kuliner yang Tak Biasa dari Manado
Saat membahas kuliner khas Sulawesi Utara, sebagian besar orang akan menyebut rica-rica, bubur manado, atau cakalang fufu. Namun, di balik itu semua, ada satu makanan tradisional yang penuh kejutan: Paniki.
Paniki adalah masakan khas Manado yang terbuat dari daging kelelawar buah. Meski terdengar ekstrem bagi sebagian orang, hidangan ini telah lama menjadi bagian dari tradisi kuliner masyarakat Minahasa. Teksturnya yang lembut dan bumbu rempah yang kuat menjadikan paniki sebagai kuliner eksotis yang menggoda rasa penasaran.
Proses Memasak Paniki yang Penuh Cita Rasa
Untuk menghasilkan rasa khas, paniki dimasak dengan proses yang sangat khas. Pertama-tama, kelelawar dibersihkan dengan teliti, bulunya dibakar, lalu dicuci bersih. Selanjutnya, daging dipotong dan dimasak bersama bumbu rempah lengkap seperti bawang merah, bawang putih, jahe, kunyit, serai, dan daun jeruk.
Yang membuatnya lebih istimewa adalah tambahan santan dan cabai rawit, yang menciptakan perpaduan rasa pedas dan gurih dalam satu suapan. Hasilnya? Hidangan dengan aroma kuat, rasa pekat, dan sensasi pedas yang menggigit—ciri khas kuliner Manado.
Bukan Sekadar Makanan, Tapi Budaya
Paniki bukan hanya soal rasa. Makanan ini juga memiliki nilai budaya yang tinggi. Dalam masyarakat Minahasa, paniki sering disajikan saat acara adat, pertemuan keluarga besar, atau upacara tradisional. Ini menunjukkan bahwa kuliner juga bisa menjadi bagian dari identitas dan warisan leluhur.
Meski kontroversial di mata sebagian masyarakat luar, paniki tetap dijaga sebagai bagian penting dari kearifan lokal dan kekayaan kuliner Nusantara.
Apakah Paniki Aman Dikonsumsi?
Salah satu pertanyaan yang sering muncul adalah soal keamanan konsumsi daging kelelawar. Perlu diketahui, kelelawar yang digunakan dalam paniki adalah jenis pemakan buah, bukan pemakan serangga atau darah.
Namun demikian, seperti halnya makanan eksotis lainnya, pengolahan yang higienis dan benar sangat penting. Di daerah asalnya, masyarakat sudah terbiasa mengolah daging ini dengan standar kebersihan yang ketat, sehingga aman untuk dikonsumsi.
Meski begitu, bagi wisatawan atau penikmat kuliner dari luar daerah, disarankan mencoba paniki di tempat yang terpercaya atau direkomendasikan oleh warga lokal.
Kesimpulan: Paniki, Kuliner untuk Lidah Pemberani
Paniki Manado adalah contoh nyata bagaimana kekayaan kuliner Indonesia begitu beragam dan berani. Tidak semua orang siap mencobanya, tetapi bagi yang berani, sensasi rasa yang ditawarkan benar-benar unik dan mengesankan.
Dibumbui dengan rempah khas dan penuh cita rasa, paniki adalah sajian tradisional yang patut dikenali dan dihargai sebagai bagian dari kekayaan budaya Sulawesi Utara. Jika kamu berkunjung ke Manado, jangan ragu mencicipinya—tentu saja, dengan hati dan lidah yang terbuka!